Pertanian Berkelanjutan Sebagai Upaya Konservasi Lahan IP2SIP Muneng
Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh kandungan unsur makro dan mikro dalam tanah. Berkurangnya unsur makro seperti N, P, dan K pada lapisan atas tanah (top soil) menyebabkan tingkat kesuburan tanah tidak optimal.
Salah satu solusi yang dilakukan IP2SIP Muneng untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah yaitu konservasi lahan melalui penambahan unsur organik pada tanah.
IP2SIP Muneng melakukan gerakan konservasi lahan dengan memanfaatkan brangkasan sisa panen kacang hijau. Pengolahan brangkasan hasil panen menjadi pupuk kompos dan penggunaan kembali pada lahan adalah salah satu bentuk pertanian berkelanjutan.
Brangkasan kacang hijau yang masih basah dicacah kemudian difermentasi menggunakan mikro organisme lokal (MOL). Penyemprotan MOL dilakukan secara bertahap dan berlapis-lapis secara merata, kemudian ditutup menggunakan terpal untuk menciptakan kondisi anaerob.
Proses fermentasi membutuhkan waktu sekitar 2 minggu tergantung ukuran potongan brangkasan. Pupuk kompos yang dihasilkan akan diaplikasikan pada lahan dengan skala prioritas sesuai tingkat kesuburan tiap petakan lahan.
Perombakan brangkasan sisa panen kacang hijau selain untuk bahan kompos juga bertujuan untuk memutus siklus hidup hama. Hama yang sering hadir menjelang panen pada tanaman kacang hijau adalah kepik pengisap polong Nezara viridula, Empoasca, dan Bemicia tabaci. Ketiga hama tersebut sangat berbahaya untuk tanaman berikutnya apabila tidak dilakukan upaya pengendalian sejak dini.
Penerapan pertanian berkelanjutan secara kontinyu diharapkan dapat mengoptimalkan kesuburan lahan IP2SIP Muneng serta mencegah terjadinya serangan Nezara viridula, Empoasca, dan Bemicia tabaci pada tanaman berikutnya. — Didik Sucahyono, Ratna Laely Choiriyah