
Tanam Kedelai di IP2SIP Ngale: Upaya BRMP Aneka Kacang Dukung Benih Kedelai Nasional
Ngawi, 6 Juli 2024, BRMP Aneka Kacang melaksanakan kegiatan tanam produksi benih sumber kedelai di Kebun Instalasi Perakitan dan Pengujian Teknologi Pertanian (IP2TP) Ngale. Kegiatan tanam ini merupakan bagian dari upaya mendukung penyediaan benih sumber nasional.
Varietas kedelai yang ditanam adalah Dega 1. Varietas Dega 1 dipilih karena memiliki keunggulan berumur genjah, berbiji besar (disenangi oleh petani), dan produktivitas tinggi. Produksi benih sumber dilakukan pada lahan bekas tanaman padi, sehingga teknologi tanpa olah tanah (TOT) dipilih untuk menghemat biaya produksi.
Persiapan lahan yang dilakukan adalah pembuatan drainase dan parit keliling untuk memudahkan pengairan dan pengontrolan air saat hujan. Selain itu, teknologi jarak tanam juga dipertimbangkan dengan baik, jarak tanam yang biasa digunakan adalah 40 cm x15 cm, pada kegiatan produksi kali ini jarak tanam yang diterapkan yaitu 35 x 15 cm.
Jarak tersebut diterapkan berdasarkan pertimbangan karakteristik pertumbuhan tanaman kedelai varietas Dega 1 yang tidak memiliki banyak cabang dan kondisi musim saat ini. Bulan Juli—September di daerah Ngale masuk kedalam musim kemarau atau MK II, sehingga pertumbuhan tanaman tidak dapat seoptimal musim hujan.
Jarak tanam kedelai pada musim kemarau dipersempit bukan karena pengaruh langsung musim kemarau, tetapi sebagai strategi untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dan sumber daya air yang terbatas. mempersempit jarak tanam ini dilakukan agar tanaman kedelai dapat tumbuh lebih rapat dan memanfaatkan cahaya matahari serta air yang tersedia secara lebih efisien.
Afik Setiawan selaku Penanggung jawab IP2SIP Ngale menyampaikan “penyempitan jarak tanam ini karena mempertimbangkan karakteristik pertumbuhan Dega 1 yang tidak banyak bercabang dan tidak melebar. Sehingga tujuan penyempitan ini untuk mengefisiensikan penggunaan lahan, yang nantinya akan menambah jumlah populasi persatuan lahan dan harapannya akan berdampak pada peningkatan produktivitas”. — Afik Setiawan, Delistya Devi