Atasi Tikus dengan Gotong Royong dan Semangat Kekeluargaan di IP2SIP Ngale
Hama tikus merupakan salah satu musuh nyata bagi para petani. Tikus menyerang pada setiap fase pertanaman. Pola serangan tikus pada fase vegetatif adalah dengan memotong batang tanaman. Hal tersebut ditujukan untuk selalu mengerat dan mengasah gigi agar tidak tumbuh memanjang.
Saat tanaman memasuki fase generatif tikus mulai merusak buah atau polong. Bahkan hingga saat tanaman sudah dipanen pun tikus akan tetap menjadi hama utama di gudang penyimpanan.
Dalam situasi keterbatasan pakan di lahan pasca panen, tikus akan mempertahankan hidupnya dengan mengkonsumsi pakan alternatif yang tersisa di lahan seperti umbi dari gulma atau keong sawah dan sejenisnya. Sebagian populasi juga akan bermigrasi ke luar lahan menuju perkampungan atau gudang terdekat untuk memperoleh sumber pakan alternatif lainnya. Hama tikus akan kembali ke sawah apabila sudah ada pertanaman.
Hingga saat ini tikus masih menjadi permasalahan utama di lahan IP2SIP Ngale. Populasi tikus yang tidak dikendalikan secara intensif dan berkelanjutan menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal panen pada hampir setiap musim tanam. Serangan hama tikus terjadi cukup masif, sehingga banyak menyebabkan kerugian.
Oleh karena itu pada tanggal 14 Mei 2024, BSIP Aneka Kacang Malang menugaskan Dr. Nur 'Aini Herawati, S.Si., M.Sc. untuk melaksanakan koordinasi di IP2SIP Ngale terkait pengendalian hama tikus.
Salah satu isu penting yang telah disampaikan kepada seluruh pegawai di IP2SIP Ngale beserta petani penggarap adalah untuk kembali menggiatkan kegiatan pengendalian yang sudah terealisasi sebelumnya secara rutin dan terus-menerus.
Nur ‘Aini juga menekankan bahwa hama tikus tidak akan dapat diatasi kecuali dengan upaya pengendalian yang dilakukan secara serempak dalam skala luas dan berkelanjutan. Salah satu kegiatan pengendalian sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan fumigasi menggunakan asap belerang sebagai bahan aktif. Pemasangan LTBS (Linear Trap Barrier System) juga terbukti efektif menurunkan populasi tikus.
Untuk menindaklanjuti arahan tersebut, pada Jum’at, 17 Mei 2015 telah dilakukan kegiatan pengendalian hama tikus secara bersama-sama di IP2SIP Ngale. Kegiatan gropyokan diikuti oleh seluruh pegawai IP2SIP Ngale baik ASN maupun non ASN dan seluruh petani mitra blok selatan lingkup IP2SIP Ngale.
Tikus yang terbunuh terdiri dari dua generasi yaitu individu dewasa (adult) dan anakan (juvenile). Kondisi ini merupakan sinyal bagi para petugas di IP2SIP Ngale untuk lebih waspada dan rutin melakukan pengendalian tikus karena populasi sudah mulai berkembang yang ditunjukkan dengan ketidakseragaman struktur umur dari populasi tersebut. — Delistya Devi, Nur ‘Aini Herawati